Rabu, 03 Mei 2017

Inter Relasi Musik, Cerita, Gambar.

Inter-Relasi :
A. Musik
B. Gambar
C. Cerita
D. Penokohan

Pokok Pikiran di Paragraf :
1. Film yang pantas untuk dipertontonkan
2. Ketergantungan antara tiga unsur Film
3. Alat pendukung produksi Film
4. Alur produksi Film
5. Penokohan suatu karakter
6. Fungsi Cerita dalam Penokohan
7. Fungsi Gambar dalam Penokohan
8. Fungsi Musik dalam Penokohan
9. Alasan mengapa tidak mudah menyatukan ketiganya
10. Tujuan Film itu dibuat

Cerita, Gambar, dan Musik. Pendukung Penokohan dalam Film


Disaat kalian ingin membuat suatu film, kalian tentu harus menentukan cerita. Dan dari cerita itu kalian akan berpikir apakah film itu layak untuk dipertontonkan? Dan apa alasannya mengapa film itu layak untuk ditonton. Sebelum membuat film, ada baiknya ktia pikirkan secara matang-matang tentang apa yang saja yang harus dipertimbangkan, seperti alat-alat produksi, cerita, kru, dll. Jika kalian berpikir akan membuat film dengan perlengkapan dan kru seadanya, maka dapat kita ketahui film itu juga akan jadi seadanya. Namun jika kalian memiliki perlatan yang mendukung, kru yang professional, namun tidak memiliki perencanaan kedepannya tentang bagaimana film ini akan digarap, semua usaha kalian akan sia-sia. Dan peran aktor sangat lah penting untuk membuat film kita menarik, jika kalian salah memilih aktor, kalian salah membuat film.

Sebelum membuat film, ada baiknya memikirkan terlebih dahulu apa cerita yang ingin digarap dan bagaimana film itu akan diakhiri, musik seperti apa yang kira-kira dapat membantu suasana film, dan bagaimana pengambilan gambar adegan yang diinginkan. Jadi yang harus diperhatikan ketika ingin membuat suatu film yaitu apakah cerita yang dibuat memiliki sebuah pesan tersendiri didalamnya? Apakah cerita tersebut tidak mengangdung unsur sara dan semacamnya? Dan apakah film tersebut dapat dinikmati khalayak banyak? Film dengan cerita yang bagus pasti didukung dengan audio yang bagus pula, dimana ia dapat memperkuat suasana, musik yang tepat akan sangat membantu penonton untuk tetap terhibur dengan tiap adegan film yang disajikan. Tapi memasang musik sembarangan juga tidak menjamin membuat penonton betah, mungkin mereka bisa saja muak dengan potonga-potongan adegan dengan musik yang sangat berlawanan dengan adegannya. Dan teknik pengambilan gambar ada baiknya untuk dimatangkan terlebih dahulu meskipun itu adalah tugas DoP, namun ada baiknya kalian sebagai sutradara mengetahui teknik pengambilan gambar dari film kalian sendiri sehingga kalian dapat menyalurkan keinginan kalian kepada DoP untuk dieksekusi ketika produksi.

Sebelum mengeksekusi film tersebut, ada baiknya kalian mendata lagi apa-apa saja kebutuhan tiap job desk yang ada. Semisal DoP memerlukan memory card 32gb class 10 Extreme, 2 battrai kamera, dan beberapa lensa dengan diameter berbeda, Lightning memerlukan 2 lampu LED, standlight, dan kalkir, dan job desk lainnya. Ada beberapa opsi untuk menentukan peralatan apa saja yang diperlukan dengan budget yang ada. Yaitu dengan meminta bantuan sponsorship dari beberapa penyewaan peralatan-peralatan film. Mereka akan memberi sedikit diskon untuk kalian, dan jika kalian beruntung kalian bahkan dapat meminjam beberapa alat seperti slider, stabilizer, tripod, memory card, atau yang lainnya dengan gratis. Namun beberapa alat yang sangat penting ketika ingin membuat film adalah pastikan kalian memiliki lightning yang memadai, menyewa reflector dan beberapa LED tidak lah begitu mahal, dan jika kalian perlu mengambil adegan berlari pastikan kalian memiliki stabilizer, mengoprasikan stabilizer tidak begitu mudah, jadi akan lebih baik jika kalian mempelajarinya terlebih dahulu dari beberapa tayangan di Youtube. Dan tentunya, Boomer atau Rode sangatlah membantu untuk merekam suara dari aktor kalian maupun untuk merekam beberapa suara suasana disekitar lokasi syuting.

Alur produksi film tidak pernah berjalan selalu lancar. Namun kalian tetap harus mengiktui proses ini satu demi satu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi. Dalam Pra Produksi adalah dimana kamu menentukan kru mu, menentukan jadwal, alat-alat yang diperlukan, casting, dan budgeting. Dalam Produksi, itu adalah disaat kalian melakukan eksekusi dilapangan untuk menggarap film kalian sesuai dengan rencana yang sudah dibuat di Pra Produksi. Pasca Produksi adalah saat dimana kalian harus menata adegan-adegan yang kalian ambil (Editing) serta menyesuaikan denga musik yang telah kalian sepakati.

Sekarang kita masuk kedalam penokohan suatu karakter. Penokohan suatu karakter adalah hal yang tidak kalah penting dari Musik, Gambar, serta Cerita. Sutradara wajib mengetahui seperti apa setiap karakter dari cerita yang ingin ia sajikan. Jadi ada baiknya diadakan yang namanya casting. Disaat casting ada baiknya untuk mengumpulkan jauh lebih banyak orang dari jumlah pemain yang dibutuhkan sehingga kalian memiliki opsi lebih ketika ingin menentukan siapa yang paling tepat untuk menjadi protagonist maupun antagonis dari film yang ingin diproduksi tersebut. Untuk menemukan watak dari tokoh yang ada dalam film dari diri orang-orang yang sedang dicasting tersebut, akan lebih mudah jika kalian sendiri lah yang menjadi lawan main mereka terkhususnya sutradara, meski akting mu kurang bagus untuk menjadi lawan main mereka paling tidak mereka dapat merespon untuk menunjukan apakah mereka cocok memerankan peran tersebut, atau tidak.

Ketika casting, akan lah sangat baik untuk mereka yang dicasting untuk mengetahui cerita dari film itu terlebih dahulu. Apakah film tersebut merupakan film Action, Comedy, Horror, Thriller, dll. Meskipun mereka ingin sekali menjadi pemain dalam film kalian, belum tentu mereka akan suka dengan peran yang kalian cantumkan dicerita tersebut, sehingga mereka dapat dengan bebas untuk menolak maupun tetap melanjutkan untuk ikut berpartisipasi dalam film tersebut. Aktor yang bagus adalah aktor yang tau batas kemampuannya, jadi ketika mereka tidak tau bagaiman untuk memerankan suatu adegan, mereka akan meminta bantuan kepada kalian untuk menjelaskan bagaimana adegan tersebut dilakukan. Jangan kalian berharap aktor kalian tau jelas cara memainkan semua adegan dari cerita kalian, sehingga kalian memberi kebebasan yang berlebihan kepada mereka untuk lakukan apapun yang menurut mereka benar, karena bisa saja itu akan membuat “filmmu” berubah menjadi “filmnya”.

Ketika produksi, pengambilan gambar akan sangat mendukung peran dari tokoh-tokoh yang ada dalam film. Seandainya kalian membuat film aksi, DoP tidak bisa sembarangan mengambil gambar karena akan sangat fatal akibatnya. Sebagai contoh ada suatu adegan memukul wajah seseorang, tidak mungkin mereka akan benar-benar memukul wajah satu sama lain, selalu ada jarak antara kepalan tangan dan wajah dari yang ingin dipukul, dan itu bisa disiasati dengan teknik pengambilan gambar yang benar. Dan itu berlaku juga dengan film horror, ketika kalian ingin benar-benar membuat film tersebut terlihat menyeramkan lakukan beberapa eksperimen dengan pengambilan gambarmu serta letakan pencahayaan ditempat-tempat yang lebih mendukung suasana. Pengambilan gambar sangat membantu penokohan suatu karakter dan tidak boleh diremehkan, baik itu film aksi, horror, komedi, dan lain-lain.

Musik tentu merupakan bagian penting dalam suatu adegan, dan kalian sebgai sutradara dari film kalian sendiri seharusnya sudah mengetahui musik seperti apa saja yang kalian gunakan dalam tiap-tiap adegan. Dan harus dipikirkan secara matang, jangan karena itu adalah adegan pertengkaran sehingga kalian memasang musik yang menegangkan serta mencekam, bayangkan saja pertengkaran suami istri diiringin lagu “The Hunter” by Gustavo Santaolalla, tidak lucu teman. Musik turut mendukung penokhan tiap-tiap karakter yang ada dalam film terkhususnya untuk adegan yang menunjukan ekspersi dari si karakter.

Cerita yang bagus, pengambilan gambar yang menarik, serta lagu yang mendukung suasana. Apa kendala ketika semua sudah direncanakan secara matang? Kendala satu-satunya adalah merealisasikan ketiganya untuk menciptakan film tersebut. Sering terjadi ketika cerita yang sudah bagus saat dieksekusi ternyata gambar yang kita ingin tidak dapat diambil karena miliki yang tidak sesuai dengan apa yang ada dalam rencana. Atau musik yang kita inginkan ternyata terdengar aneh ketika dijadikan satu dengan adegan yang ada disaat pasca produksi tiba. Untuk menyesuaikan 2 unsur saja tidak lah mudah, namun jika berhasil menggabungkan ketiga unsur tersebut, percayalah film kalian layak untuk dipertontonkan.

Film kalian telah selesai, kemanakah tujuan dari film tersebut? Apakah hanya sekedar itu saja? Tidak. Film akan bertahan selamanya, itu bisa menjadi bukti bahwa kalian telah menciptakan suatu karya. Entah seburuk apapun film kalian itulah karya kalian, anak kalian. Kalian bisa mengikutkannya kebeberapa festival, atau sebagai bukti ketika nama kalian telah terkenal dipenjuru dunia, bahwa itu lah karya pertamamu. Itulah bukti nyata bahwa semua tidak selamanya diawali dengan kesuksesan. Tetaplah berkarya sampai nama kalian dikenal oleh semua orang.

Sumber :
-Digital Film Handbook, Ben Long and Sonja Schenk. Charles River Media, INC. Rockland, Massachusetts, 2000.
-Film Journal International. Diane Lane, Paris Can Wait. 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar